Pages

Tuesday, February 23, 2010

MAKNA DAN HUKUM MENDENGARKAN GHIBAH

Makna Ghibah
Ghibah adalah menggunjing, menceritakan kejelekan seseorang saat orang yang dimaksud tidak ada dihadapannya. Ghibah dapat berbentuk ucapan, isyarat, kedipan mata, maupun tulisan ysng mengandung makna penghinaan terhadap seseorang.
Sesuai hadist Nabi SAW ketika ditanya tentang ghibah, “(ghibah adalah) engkau menyebut sesuatu yang berkenaan dengan saudaramu, yang jika ia mendengarnya ia tidak suka”, lalu seseorang bertanya “wahai Rasulullah, bagaimana jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada saudaraku tersebur?” beliau menjawab “jika apa yang kau bicarakan benar-benar ada/nyata pada diri saudaramu, engkau telah mengghibahnya, tetapi bila tidak, berarti kau telah menuduhnya”(HR Muslim dan Tirmidzi).
Berdasarkan arti dari (QS Al Hujuraat 49:12), yang berbunyi “janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain, sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati, tentulah kamu merasa jijik kepadanya”(QS Al Hujuraat 49:12)
Dari hadist Nabi SAW dan dari arti (QS Al Hujuraat 49:12), kita dapat simpulkan bahwa segala sesuatu yang kita bicarakan tentang saudara kita yang ia tidak sukai adalah ghibah. Meski yang kia bicarakan adalah kenyataan yang benar-benar ada pada dirinya. Inilah hakikat ghibah. Lebih parah lagi, apabila yang kita katakanternyata tidak ada pada diri saudara kita. Dalam hal ini kita telah memfitnahmenuduh saudara kita. Tentu, hukumannya lebih keras. Karena ghibah saja disamakan dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati.
Namun disinilah kebanyakan kita tertipu! Kita enak saja membicarakan kejelekan seseorang, dengan dalih apa yang kita bicarakan benar. Sebagian kita mengartikan ghibah sama dengan tuduhan/fitnah. Padahal inilah suatu kekeliruan yang menidurkan kita. Sehingga terhanyut asyik menghujat, menggunjing yang hakikatnya sama dengan menelanjangi seseorang dihadapan orang lain.

Hukum Mendengarkan Ghibah
Saat orang-orang berkumpul untuk bercanda/ngobrol, inilah saat rawan ghibah. Ibarat masakan inilah sebagai bumbu penyedap, membicarakan keadaan (kejelekan) orang lain dirasa menambah kehangatan suasana. Lalu bagai mana jika perkumpulan yang kita hadiri terdapat Ghibah?
Jawabannya adalah seseorang yang mendengarkan Ghibah tetap terkena dosa setidaknya beginilah imam Ibnu Qudamah menulis “apabila terjebak dalam suasana majlis/perkumpulan yang didalamnya terdapat Ghibah:
• Berusahalah untuk memperingatkannya secara lisan,agar Ghibah dihentikan. Syukur kalau kita berani mengancam agar ghibah tidak diteruskan.
• Mengingkari/membenci perbuatan tersebut lalu pergi meninggalkan majlis/perkumpulan tersebut. Jangan sampai duduk diamdan tenang dalam suatu majlis ghibah. Sebab ancamannya juga tidak ringan, sebagaimana diterangkan oleh Nabi SAW:
“Jika seorang mukmin dihina dihadapan sifulan, lalu sifulan tidak menolong mukmin tersebut, Allah akan menghinakan fulan dihadapan seluruh makhluk”.(HR Ahmad)




selamat, anda mendapatkan konten gratis dari penulis. silahkan download...
http://www.ziddu.com/download/9897405/Saujana_Sepohon_Kayu.mp3.html






No comments:

Post a Comment

ISIKAN KOMENTAR ANDA DISINI